Batavia di Bawah VOC: Kota Termegah atau Neraka Tropis?
- Jaarboek van Batavia en Omstreken 1927
Artikel ini ditulis berdasarkan dokumen Jaarboek van Batavia en Omstreken 1927, yang berfungsi sebagai panduan sejarah, sosial, dan ekonomi Batavia (kini Jakarta) pada masa kolonial Hindia Belanda. Disusun oleh J. J. de Vries, dokumen ini memberikan pemahaman mendalam tentang kondisi Batavia bagi penduduk setempat dan masyarakat di Belanda pada masa itu..
Artikel keempat dalam serial “Mengungkap Batavia: Dari Kota Kolonial ke Metropolitan Jakarta” ini akan mengupas kehidupan Batavia pada puncak kejayaan VOC. Apakah benar kota ini seindah dan semegah yang dibayangkan, atau justru menyimpan sisi gelap yang mencekam?
Jakarta, WISATA - Setelah VOC resmi mendirikan Batavia pada tahun 1619, kota ini segera berkembang menjadi pusat administrasi dan perdagangan Belanda di Asia. Dibangun menyerupai kota-kota di Belanda, Batavia dirancang dengan kanal-kanal lurus, jembatan batu, dan bangunan bata bergaya arsitektur Eropa.
Di atas kertas, Batavia adalah kota impian: pusat dagang internasional, markas VOC, dan tempat tinggal para saudagar kaya dari berbagai bangsa. Bangunan megah seperti Balai Kota (Stadhuis), rumah gubernur, dan kantor dagang menjulang megah di pusat kota. Jalan-jalan ditata rapi dan dilengkapi pos penjagaan di setiap sudutnya.
Namun di balik kemegahan itu, Batavia menyimpan kenyataan pahit yang dialami oleh sebagian besar penduduknya.
Lukisan Jakarta Tempo Dulu dari Jaarboek van Batavia
- Jaarboek van Batavia en Omstreken 1927
Sistem Sosial yang Ketat dan Diskriminatif