Teror Jarum Suntik di Konser Musik Paris: 145 Korban, 12 Tersangka Ditangkap
- IG/lrmrct
Paris, WISATA – Sebuah festival musik jalanan yang seharusnya menjadi ajang perayaan musim panas di Paris berubah menjadi mimpi buruk. Pada malam Sabtu, 21 Juni 2025, dalam perhelatan tahunan Fête de la Musique, sebanyak 145 orang melaporkan menjadi korban penusukan jarum suntik oleh orang tak dikenal.
Para korban mengaku tiba-tiba merasa ditusuk di bagian tubuh seperti lengan, kaki, atau punggung saat berada di tengah kerumunan. Beberapa di antaranya mengalami gejala seperti pusing, mual, dan mati rasa. Dugaan awal menyebutkan bahwa jarum tersebut mungkin mengandung zat berbahaya seperti Rohypnol atau GHB, yang dikenal sebagai “obat pemerkosaan” karena efeknya yang membuat korban kehilangan kesadaran.
Pihak kepolisian Prancis bergerak cepat. Sebanyak 12 orang ditangkap di berbagai kota, termasuk 4 orang di Angoulême yang diduga bertanggung jawab atas sekitar 50 korban. Di kota Metz, dua pria ditahan, salah satunya kedapatan membawa jarum suntik. Selain itu, 371 orang diamankan selama malam festival atas berbagai pelanggaran, termasuk hampir 90 orang di Paris.
Kementerian Dalam Negeri Prancis menyatakan bahwa mereka menanggapi kasus ini dengan sangat serius. Sejumlah korban telah menjalani tes toksikologi untuk memastikan apakah mereka disuntik zat tertentu. Jaksa di Paris juga telah membuka penyelidikan resmi setelah menerima laporan dari korban berusia 15 dan 18 tahun yang mengalami gejala mencurigakan setelah insiden.
Insiden ini memicu kekhawatiran luas di masyarakat, terutama di kalangan perempuan muda yang menjadi target utama. Aktivis feminis Abrege Soeur mengungkapkan bahwa sebelum festival berlangsung, sempat beredar ajakan di media sosial untuk menyasar perempuan dengan jarum suntik. Pemerintah Prancis pun didesak untuk meningkatkan keamanan di acara publik, terutama menjelang musim panas yang penuh dengan festival dan konser.
Kasus ini bukan yang pertama. Fenomena serupa telah dilaporkan di Inggris, Spanyol, Jerman, dan Belanda sejak 2021. Para ahli menyebutnya sebagai bentuk baru kekerasan seksual di ruang publik, meski hingga kini belum ada bukti kuat bahwa zat tertentu benar-benar disuntikkan dalam setiap kasus.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa keamanan di ruang publik, terutama dalam acara besar, harus menjadi prioritas. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman, bebas dari ancaman tersembunyi seperti ini.