Tembok China: Simbol Nasionalisme atau Lambang Penindasan?
- Wikipedia
Penindasan: Saat Rakyat Menjadi Batu Pijakan Kekuasaan
Namun, di balik kebesaran itu, fakta sejarah menunjukkan bahwa Tembok Besar dibangun bukan oleh kehendak rakyat, tetapi oleh paksaan penguasa. Pada masa Dinasti Qin dan Dinasti Ming, proyek pembangunan tembok dijalankan dengan sistem kerja paksa yang brutal.
Jutaan rakyat jelata—termasuk petani, tahanan, dan buruh paksa—dipaksa bekerja siang dan malam tanpa imbalan yang layak. Mereka dikerahkan dalam kondisi cuaca ekstrem, tanpa perlindungan medis atau makanan yang memadai. Tak terhitung jumlahnya yang tewas dan dikuburkan di sepanjang jalur tembok. Beberapa catatan sejarah bahkan menyebut Tembok Besar sebagai “makam massal terbesar di dunia.”
Sosok seperti Kaisar Qin Shi Huang, yang kerap diagungkan sebagai pemimpin besar, juga dikenal karena kekejamannya dalam memaksa rakyat membangun tembok ini. Ia menggunakan tembok sebagai simbol kekuasaan absolut, bukan semata demi perlindungan rakyat, melainkan juga sebagai alat penaklukan dan pengendalian wilayah.
Legenda dan Kesaksian Penderitaan