Filsafat Ryan Holiday: Jawaban atas Krisis Makna Zaman Sekarang? Temukan Alasannya di Sini

Ryan Holiday
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta, WISATA — Di tengah gempuran media sosial, pencitraan digital, dan kehidupan yang makin serba cepat namun hampa, banyak orang—terutama generasi muda—mengalami krisis makna. Pertanyaan seperti “Aku hidup untuk apa?”, “Mengapa aku merasa kosong meskipun terlihat sukses?”, dan “Apakah ini semua sepadan?” makin sering terdengar. Ryan Holiday, lewat filosofi Stoik yang ia popularisasi, justru hadir sebagai jawaban sederhana atas kegelisahan zaman ini.

Kutipan-Kutipan Bijak dari William B. Irvine yang Wajib Kamu Tahu

Holiday, penulis buku best-seller seperti The Obstacle Is the Way, Ego Is the Enemy, dan Stillness Is the Key, tidak berbicara dari podium akademik. Ia berbicara dari kehidupan nyata—dengan bahasa yang jernih, lugas, dan relevan. Baginya, makna bukan sesuatu yang ditemukan, tetapi dibentuk melalui tindakan sehari-hari yang bernilai.

Makna Bukan dari Dunia Luar, Tapi dari Dalam Diri

10 Kutipan William B. Irvine yang Bisa Mengubah Cara Pandangmu soal Hidup

Ryan Holiday percaya bahwa krisis makna muncul karena kita terlalu bergantung pada validasi eksternal—like, komentar, promosi jabatan, atau gelar. Padahal, semua itu mudah hilang dan seringkali kosong makna.

Filsafat Stoik yang ia ajarkan mengingatkan bahwa makna sejati datang dari sikap dan nilai yang kita pegang, bukan dari hasil yang kita dapat. Ini bukan ajakan untuk pasrah, tapi untuk sadar: hidup bukan tentang apa yang kita miliki, tapi bagaimana kita menjalaninya.

Bukan Dunia yang Bikin Kita Marah, tapi Cara Kita Menilainya – Pelajaran Stoik dari Donald Robertson

Tiga Pilar Menciptakan Makna ala Ryan Holiday

1.     Disiplin Harian = Kehidupan Bermakna
Bagi Holiday, disiplin bukan bentuk hukuman, tapi fondasi makna. Bangun pagi untuk menulis, membaca buku berat setiap hari, mencatat pikiran dalam jurnal—semuanya bukan rutinitas kosong, melainkan ritual pencipta makna.

Halaman Selanjutnya
img_title