Seneca: “Waktu Luang Tanpa Buku Adalah Kematian dan Penguburan Manusia yang Masih Hidup”
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Dalam laju kehidupan modern yang serba cepat, waktu luang sering kali dimaknai sebagai momen untuk bersantai tanpa beban—menonton, berselancar di media sosial, atau sekadar rebahan. Namun, filsuf Stoik Romawi, Seneca, menawarkan pandangan berbeda tentang arti waktu luang. Dalam kutipannya yang terkenal, ia mengatakan:
“Leisure without books is death, and burial of a man alive.”
(Waktu luang tanpa buku adalah kematian, dan penguburan manusia yang masih hidup.)
Kalimat ini, meskipun singkat, menyimpan makna mendalam tentang pentingnya intelektualitas, refleksi, dan pertumbuhan batin dalam memaknai waktu yang kita miliki. Seneca menyampaikan bahwa waktu luang bukanlah momen pasif, melainkan kesempatan emas untuk memperkaya jiwa.
Waktu Luang yang “Hidup”
Seneca percaya bahwa waktu luang bukan semata-mata pelepasan dari pekerjaan fisik, tetapi ruang untuk menyuburkan pikiran dan hati. Dalam filosofi Stoik, manusia dinilai sebagai makhluk berpikir, dan karena itu waktu terbaiknya adalah saat ia menggunakan akal budinya.
Membaca buku, menurut Seneca, bukan hanya kegiatan untuk mengisi waktu, melainkan cara untuk “menghidupkan kembali” diri sendiri. Buku membuka cakrawala, mengasah kebijaksanaan, dan menghubungkan kita dengan pemikiran para pemikir besar dari masa lalu dan masa kini.
Tanpa kegiatan intelektual seperti membaca, manusia kehilangan esensi kemanusiaannya. Ia mungkin masih bernapas, tetapi tanpa gairah, tanpa arah, tanpa kehidupan sejati.
Relevansi di Era Digital